Redundant Array of Independent Disks

Redundant Array of Independent Disks - RAID, singkatan dari Redundant Array of Independent Disks merujuk kepada sebuah teknologi di dalam penyimpanan data komputer yang digunakan untuk mengimplementasikan fitur toleransi kesalahan pada media penyimpanan komputer (terutama pada hard disk) dengan menggunakan cara redudansi (penumpukan) data, baik itu dengan menggunakan perangkat lunak, maupun unit perangkat keras. Teknologi ini membagi atau mereplikasi data ke dalam beberapa hard disk terpisah. RAID didesain untuk meningkatkan keandalan data dan atau meningkatkan kinerja I/O (Input / Output) dari hard disk.

 Sejak pertama kali diperkenalkan, RAID dibagi ke dalam beberapa skema, yang disebut dengan “RAID Level”. Pada awalnya, ada lima buah RAID level yang pertama kali dikonsepkan, tetapi 
seiring dengan waktu, level-level tersebut berevolusi, yakni dengan menggabungkan beberapa level yang berbeda dan juga mengimplementasikan beberapa level proprietary yang tidak menjadi standard RAID. Sistem RAID sendiri menggabungkan beberapa hard disk fisik ke dalam sebuah unit logis penyimpanan.

Ada beberapa konsep kunci di dalam RAID :

Mirroring             : penyalinan data ke lebih dari satu buah hard disk.

Stripping              : pemecahan data ke beberapa hard disk

Fault Tolerance  : redudansi data disimpan untuk mengizinkan kesalahan dan masalah untuk dapat di deteksi dan mungkin dikoreksi.

Pada tahun 1978, Norman Ken Ouchi dari International Business Machines (IBM) dianugerahi paten dengan judul “System For Recovering Data Stored In Fail Memory Unit”. Klaim untuk paten ini menjelaskan mengenai apa yang kemudian dikenal sebagai RAID 5 dengan penulisan stripe secara penuh. Patennya pada tahun 1978 tersebut juga menyebutkan bahwa disk mirroring atau duplexing (yang kini dikenal sebagai RAID 1) dan juga perlindungan dengan paritas khusus yang didedikasikan  (yang kini dikenal dengan nama RAID 4) bisa digunakan, meskipun saat itu belum ada implementasinya.

Level-level RAID yang berbeda tersebut menggunakan salah satu atau beberapa teknik yang disebutkan di atas, tergantung dari kebutuhan sistem. Tujuan utama penggunaan RAID adalah untuk meningkatkan keandalan / reliabilitas yang sangat penting untuk melindungi informasi yang sangat kritis untuk beberapa segi bisnis, seperti halnya basis data, atau bahkan meningkatkan kinerja seperti halnya untuk menyajikan video on demand ke banyak penonton secara sekaligus.

Konfigurasi RAID yang berbeda-beda akan memiliki pengaruh yang berbeda pula pada keandalan kinerja. Teknik mirroring dapat meningkatkan pembacaan data mengingat sebuah sistem yang menggunakannya mampu membaca data dari dua disk atau lebih, tetapi saat untuk menulis kinerjanya akan lebih buruk, karena memang data yang sama akan dituliskan pada beberapa hard disk yang tergabung dalam struktur tersebut. Teknik striping, bisa meningkatkan performa, yang mengijinkan sekumpulan data dibaca dari beberapa hard disk secara sekaligus pada satu waktu, akan tetapi bila satu hard disk mengalami kegagalan, maka keseluruhan hard disk akan mengalami inkonsistensi. Teknik pengecekan kesalahan juga pada umumnya akan menurunkan kinerja sistem, karena data harus dibaca dari beberapa tempat dan juga harus dibandingkan dengan checksum yang ada. Maka, desain sitem RAID harus mempertimbangkan kebutuhan sistem secara keseluruhan, sehingga perencanaan dan pengetahuan yang baik dari seorang administrator jaringan sangatlah dibutuhkan.
Redundant Array of Independent Disks
Redundant Array of Independent Disks

 
Istilah RAID pertama kali didefinisikan oleh David A Patterson, Garth A Gibson, dan Randy Katz dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat pada tahun 1987, 9 tahun berselang setelah paten yang dimiliki oleh Norman Ken Ouchi. Mereka bertiga mempelajari tantang kemungkinan penggunaan dua hard disk atau lebih agar terlihat sebagai sebuah perangkat tunggal oleh sistem yang menggunakannya, dan kemudian mereka mempublikasikannya. Cara mengatasi bluescreen pada laptop

Post a Comment

Komentar anda sangat beharga bagi kami